
“Wow! Fenomena Jatah Mantan Bikin Geregetan”
Focustangerang.com – Allah Swt telah menciptakan manusia dengan bentuk yang sempurna. Sebab, Allah telah memberikan kepada kita akal yang tidak dimiliki oleh mahluk lainnya. Namun karena kesombongannya, banyak manusia yang justru tidak mampu menggunakan lagi akal sehatnya.
Sebuah akun bernama @brinkarisma, telah menghebohkan jagad Twitter dengan cuitannya. Ia menyebutkan bahwa telah mewawancarai beberapa sumber untuk dijadikan penelitiannya.
Cuitannya itu langsung ramai dan menjadi tempat diskusi secara umum. Sebab ia menyebutkan bahwa, ada banyak orang yang melakukan hubungan seks bebas dengan mantan pacar sebelum menikah. Fenomena inilah yang ramai disebut dengan istilah Jatah Mantan.
Dia juga menuliskan bahwa, setengah dari mereka melakukan dengan cara keluar di dalam, dengan tujuan investasi jangka panjang yang justru tidak ketahuan investor aslinya.
Berdasarkan fakta di atas, tentu kita merasa miris. Bagaimana bisa sebuah ikatan pernikahan yang sakral dan suci, justru sengaja dinodai dengan perbuatan haram. Apalagi perzinaan itu dilakukan dengan sang mantan yang bertujuan investasi dirahimnya, Naudzubillahimindzalik.
Selain mengundang murka Allah dan berbagai ancaman penyakit, fenomena Jatah Mantan juga akan merusak pernikahan sekaligus nasab dari anak yang akan dilahirkan. Anehnya lagi, fenomena semacam ini mulai dianggap hal biasa di tengah masyarakat kita. Banyak diantaranya yang tidak malu menceritakan kepada orang lain bahkan dipublikasikan dimedsosnya.
Memang tak bisa dipungkiri, dari dulu kemaksiatan itu sudah ada. Yang membuat miris adalah pandangan masyarakat luas. Mereka menganggap kemaksiatan sesuatu hal yang wajar, sehingga tidak ada tindakan untuk memperingatkannya.
Dalam sistem kapitalis sekuler saat ini, media tidak lagi canggung mempublisasikan hal kemaksiatan. Asalkan mendatangkan manfaat di sisi ekonomi, pasti akan terus diapresiasi. Sebagaimana keberadaan Kaum L98T, penyimpangan seks mereka bukan dianggap sebagai ancaman, justru dijadikan peluang pasar untuk meraih keuntungan. Sehingga kelompok mereka merasa keberadaannya diakui bahkan dihargai.
Dalam demokrasi, pelaku menyimpang, seks bebas, dan berbagai bentuk kemaksiatan, dianggap kebebasan berekspresi yang banyak mendapatkan apresiasi. Begitulah jika agama telah dijauhkan dari kehidupan kita, martabat dan kehormatan manusia berhasil dijatuhkan kejurang kehinaan, bahkan lebih hina dari binatang ternak.
Padahal dalam firman-Nya, Allah Swt telah memberikan peringatan dan ancaman keras tentang hal ini. “Dan sungguh, akan kami isi neraka jahannam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah. Dan mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasan Allah. Dan mereka mempunyai telinga, tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan ayat-ayat Allah. Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. (Al-A’raaf :179).
Sejatinya peringatan Allah telah benar-benar kita saksikan saat ini. Bagaimana manusia yang telah diberikan akal dan fikiran, dan dijadikan lebih sempurna dibandingkan mahluk lainnya, justru rela menjatuhkan dirinya ke jurang kehinaan bahkan lebih hina dari binatang ternak. Sebab, belum pernah kita jumpai pada hewan apapun yang menyukai sesama jenis, justru banyak kita temui perilaku ini pada manusia yang diciptakan secara sempurna.
Hal ini tidak akan terjadi, jika Islam diterapkan di tengah-tengah kita. Islam merupakan agama sempurna, yang bersumber dari dzat yang Maha Sempurna yakni Allah Swt. Dengan seperangakat peraturan didalamnya mampu menyelesaikan permasalahan yang ada. Islam memandang berbagai kemaksiatan ini, terjadi dikarenakan dua faktor, yaitu internal dan eksternal.
Faktor internal yakni, adanya pemisahan agama dari kehidupan menjadikan agama hanya sekadar urusan pribadi dan ritual semata. Sehingga kita bisa bebas memilih untuk maksiat atau taat. Maka ketika kita melakukan perbuatan tidak lagi bersandar pada halal dan haram.
Faktor eksternal yakni, tidak ditetapkannya hukum-hukum Allah sebagai aturan. Sehingga aturan yang diterapkan bersumber dari akal manusia yang sangat terbatas dan bisa berubah-ubah sesuai kepentingannya.
Juga hilangnya rasa iman di tengah-tengah masyarakat, sehingga tidak lagi ada keinginan untuk melakukan amal makruf nahi mungkar. Mereka cenderung individualis, egois dan berfikir praktis. Sehingga tidak peduli dengan kemaksiatan disekitarnya.
Jadi selama hukum-hukum Allah dicampakkan, berbagai kemaksiatan akan terus terjadi. Sehingga kemulyaan serta kehormatan manusia tidak lagi tersisa. Dan hanya dengan kembali kepada hukum-hukum Allah, kemulyaan, kehormatan, harkat, martabat manusia akan terus terjaga.
Wallahu A’lam Bishshawwab.